Saturday, June 20, 2015

INI YANG TERJADI PADA TUBUH ANDA bila Sering Konsumsi Makanan Kalengan

Loading...
Loading...
Sahabat Sehat Itu Harus, kemajuan zaman dan perkembangan teknologi yang kian hari semakin pesat berdampak besar bagi kehidupan. Kita semakin terlena dengan berbagai kemudahan. Namun ternyata di balik kemajuan dan gaya hidup masa kini, kita di hadapkan pada berbagai kehawatiran dan bahaya yang dapat merusak kesehatan tubuh kita. Di era modern ini, di bidang kuliner telah ditemukan sistem pengalengan makanan. Terkadang kita juga kerap membeli makanan dalam kemasan kaleng untuk konsumsi keluarga. Padahal sebenarnya makanan dalam kemasan kaleng sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.


Berikut ini hal yang akan terjadi jika kita sering mengkonsumsi makanan dalam kemasan kaleng :

Makanan kaleng banyak mengandung bahan tambahan gula, pengawet, MSG, dan pewarna. Bahan tambahan tersebut akan menyebabkan kita rentan terkena resiko kanker. Nutrisi makanan dalam kaleng banyak yang berkurang akibat proses pemanasan selama proses pengalengan. Selain itu ada zat berbahaya yang berasal dari kalengnya sendiri dimana zat berbahaya tersebut akan terserap ke dalam makanan. contoh zat Bisphenol A yang digunakan oleh pabrik untuk mencegah karat pada kaleng. Selain untuk mencegah karat, penggunaan bisphenol A juga di maksudkan untuk menjaga makanan agar tetap awet. Dari hasil beberapa penelitian para ahli mengungkapkan bahwa “ tubuh anda akan rentan terserang penyakit diabetes, serangan jantung, impotensi, dan penyakit lever jika anda mengonsumsi Bisphenol A (BPA) dalam jangka panjang”.

para peneliti Korea mengukur konsentrasi BPA dalam kemih dan tekanan darah 60 orang dewasa. Sebelumnya, mereka diminta mengonsumsi susu kedelai kalengan yang lapisannya mengandung BPA, dan susu kedelai dalam kemasan botol kaca.

Setelah menegak minuman kalengan, konsentrasi BPA pada urin peserta melejit hingga 1600 persen. Sementara itu, tekanan darah mereka melompat naik rata-rata lima poin, dibanding dengan peserta yang minum susu kedelai dalam botol.

Hubungan BPA dan tekanan  darah belum dipahami sepenuhnya. Namun, para ahli menduga hal itu ada hubungannya dengan sifat kimiawi hormon yang meniru.

“Reseptor estrogen tubuh berperan memperbaiki pembuluh darah dan mengontrol tekanan darah,” kata Yun-Chul Hong, penulis studi sekaligus ketua departemen kedokteran dan Direktur Pusat Kesehatan Lingkungan di Seoul National University College of Medicine di Korea Selatan.

“Tapi BPA menunjukkan afinitas (daya tarik-menarik) terhadap reseptor estrogen, dan bisa mengubah fungsinya dengan memblokir atau meniru aksi estrogen.”

Susu kedelai dipilih oleh para peneliti dalam penelitian mereka. Sebab, susu kedelai dikenal memiliki efek menurunkan tekanan darah. Namun, produk makanan kaleng, seperti kacang-kacangan, sup, atau saus tomas kalengan biasanya mengandung BPA. Jadi, tak ada alasan tekanan darah memiliki efek berbeda setelah menegak susu kedelai kalengan.
Hasil penilitian di Jepang oleh Shinbo dkk pada tahun 2012 (Dietary tin intake and association with canned food consumption in Japanese preschool children) menemukan bahwa zak kimia dari kaleng itu sendiri yang dikenal dengan nama kimia Sn (stannum) juga mencemari makanan yang ada dalam kaleng. Zat Sn berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak yaitu melebihi 14 mg/kg berat badan setiap minggu. Masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh zat ini adalah masalah saluran pencernaan akut, seperti distensi abdomen, sakit perut, diare dan muntah.
Jika Kondisi kaleng rusak dan bocor bisa menyebabkan makanan dalam kaleng jadi terkontaminasi dengan berbagai bakteri dan jamur.

Memilih makanan segar bagaimana pun adalah cara terbaik menjaga kesehatan. Alih-alih memilih makanan dalam kaleng, produk makanan dalam kemasan kaca jauh lebih baik.

Karena, meskipun pada produk makanan kalengan tertera tulisan 'bebas BPA', berarti mengandung BPA pengganti, beberapa penelitian melihat efek buruk yang sama seperti makanan dalam kaleng pada umumnya.

BPA adalah zat kimia yang sudah digunakan untuk membuat plastik dan resin epoksifenolat sejak 1957.

Sekitar 3,6 juta ton BPA digunakan oleh produsen setiap tahun untuk membuat berbagai barang konsumsi, seperti botol susu bayi dan botol minum, peralatan olahraga, CD dan DVD, serta untuk keperluan industri, seperti lapisan pipa air.

Sementara, resin epoksifenolat yang mengandung BPA digunakan sebagai pelapis bagian dalam kaleng makanan dan minuman.

Nah sahabat setelah mengetahui informasi ini anda harus berhati-hati, lebih baik anda menghindarinya. Bagaimanapun enaknya makanan dalam kemasan kaleng, jauh lebih enak dan aman makanan segar hasil dari olahan sendiri. Sekarang gantilah kebiasaan mengkonsumsi makanan kaleng dengan makanan segar buatan sendiri agar terhindar dari berbagai macam penyakit di masa depan. Semoga bermafaat.

Dari Berbagai Sumber.

Loading...
Back To Top