Tuesday, June 23, 2015

Manfaat Hebat Puasa Bagi Penderita Kanker

Loading...
Loading...
Pernah mendengar pesan dari Hippocrates yang menyebutkan, "Makanan yang kita konsumsi seharusnya menjadi obat. Tapi bila Anda makan ketika sakit, itu justru memberi makan penyakit". Rupanya adagium ini cocok untuk pengobatan penyakit kanker.

Seorang peneliti Profesor Valter Longo, dari University of Southern California mengatakan puasa bisa menjadi cara terbaik memerangi kanker.


"Apa yang kami lihat adalah sel kanker mencoba mengompensasi semua hal yang hilang dalam darah setelah puasa. Mereka mencoba menggantikannya tapi tidak bisa. Pada kenyataannya sel justru melakukan bunuh diri secara selular," kata Profesor Longo seperti dikutip EmpireState, Senin (22/6/2015).

Bila Anda berpikir puasa hanya untuk orang sehat, coba pikirkan lagi. Penelitian terbaru mengungkapkan pasien kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi, mengalami hasil yang lebih baik dengan efek samping yang lebih ringan. Dan kabar terbaru hebatnya puasa yang membantu pasien kemoterapi diungkapkan dalam Jurnal Science Translational Medicine.

Secara umum, puasa tampaknya menyebabkan sel kanker menghancurkan diri mereka sendiri pada akhirnya. Bagi pemula, puasa selama 16 jam mungkin mudah dengan sedikit usaha. Cobalah untuk makan semua makanan selama sehari dalam jangka waktu 8 jam. Misalnya, Anda hanya makan dari pukul 09.00-17.00, kemudian Anda berpuasa 16 jam sampai waktu makan berikutnya. Coba ini selama beberapa hari dan perhatikan energi yang terasa!

Awal Mula Percobaan

Dalam salah satu penelitian awal, 48 tikus dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 24 ekor. Satu kelompok makan selama seminggu, sedangkan kelompok lainnya menjalani puasa.

Setelah satu minggu dengan berbagai protokol diet, kedua kelompok disuntik dengan kanker payudara. Pada sembilan hari pascainjeksi, 16 dari 24 tikus berpuasa tetap hidup, sementara hanya lima dari 24 tikus yang makan yang tetap hidup.

Pada sepuluh hari pascainjeksi, hanya tiga tikus dari 24 tikus makan yang selamat. Dua belas dari 24 tikus berpuasa tetap hidup. Perbedaannya cukup besar kan?

Pada tahun 1988 ada penelitian lanjutan yang lebih menjanjikan. Saat itulah Longo mulai belajar dengan sungguh-sungguh fenomena peningkatan resistensi seluler terhadap stres oksidatif selama puasa.

Ia mengira sejak kemoterapi diberikan efeknya menginduksi stres oksidatif pada kanker (untuk semua sel, bukan hanya orang-orang yang menderita kanker), dan puasa memicu mode bertahan hidup pada sel normal, tetapi tidak pada sel-sel kanker.

Ia melakukan penelitian pada tikus untuk menentukan apakah puasa melindungi kesehatan, sel-sel normal dari efek samping kemoterapi membuat sel-sel kanker sensitif terhadap pengobatan.

Tikus dengan tumor berpuasa atau makan secara normal selama 48 jam sebelum dosis kemoterapi. Setengah dari tikus normal yang diberi makan meninggal akibat keracunan kemoterapi, sementara semua tikus yang berpuasa selamat.

Selanjutnya, puasa tidak meningkatkan tingkat kelangsungan hidup sel-sel kanker, yang berarti hanya melindungi sel-sel normal yang sehat.

Penelitian berlanjut. Longo menemukan bahwa 'kelaparan tergantung stres' membantu menjaga sel-sel normal, tetapi tidak sel-sel kanker, yang melawan efek kemoterapi. Dan yang terbaru, Longo menemukan puasa bagus untuk menghambat pertumbuhan tumor ketika sel-sel kanker sensitif dengan efek kemoterapi.

Yang paling penting, peneliti menyimpulkan puasa dapat "berpotensi mengganti atau menambah" rejimen kemoterapi yang ada. (Melly F)

Via : Liputan6.com.

Loading...
Back To Top